Sunday 24 August 2008

SERTIFIKASI DOSEN

LAMPIRAN P.V

INSTRUMEN SERTIFIKASI DOSEN

Deskripsi Diri

IDENTITAS DOSEN

1. Nama Dosen yang diusulkan


2. NIP/NIK/NRP


3. Perguruan Tinggi Pengusul


4. Nomor Peserta






BAGIAN I

Uraikan apa saja yang telah Anda lakukan dalam beberapa tahun terakhir yang dapat dianggap sebagai prestasi dan/atau kontribusi bagi pelaksanaan dan pengembangan Tridharma Perguruan Tinggi, yang berkenaan dengan hal-hal berikut.

A. Pengembangan Kualitas Pembelajaran (usaha dan dampak perubahan)

Saya mengamati fenomena yang sering terjadi pada mahasiswa ketika kuliah cenderung untuk sekedar lulus mata kuliah dan atau mendapat nilai bagus. Sepertinya tidak penting bagi mereka untuk dapat benar-benar memahami dan memperoleh manfaat dar mata kuliah yang diikutinya. Oleh karena itu, ketika mata kuliah sudah selesai diambil, seolah semua teori-teori yang sudah dipelajari sebelumnya seperti lewat saja tidak ada yang ‘nyantel’ atau membekas di benaknya. Hal ini tampak jelas ketika mengerjakan skripsi sampai ujian skripsi. Walaupun kalau dilihat nilai mata kuliah tersebut B atau Bahkan A. Memperhatikan fenomena ini maka di setiap awal perkuliahan saya selalu menyampaikan kepada mahasiswa apa manfaat mata kuliah yang sedang diikuti ini bagi skripsi nantinya dan juga bagaimana aplikasinya di dunia kerja setelah mereka lulus. Bagaimana posisi mata kuliah ini keterkaitannya dengan mata kuliah – mata kuliah lain. Saya berharap dengan cara ini mahasiswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih holistik dan kontekstual dari materi yang diikutinya, sehingga tidak menjadi sekedar hafalan semata. Untuk lebih menunjang tujuan ini, di dalam perkuliahan saya selalu menerapkan ada tugas/praktikum yang relevan dengan mata kuliah yang saya ampu. Di samping juga pengayaan metode pembelajaran dengan diskusi kelompok, dan presentasi tugas. Dampak dari cara-cara yang telah saya terapkan menunjukkan mahasiswa menjadi lebih aktif, dan bersemangat dalam mengikuti kuliah. Diskusi kelompok mendorong semua mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk bicara dan berlatih berargumentasi secara sistematis rasional. Presentasi melatih keberanian mereka tampil di depan umum. Hal ini bagus sebagai latihan bagi mereka sebelum mereka presentasi saat ujian skripsi kelak. Praktikum mendekatkan mahasiswa pada fenomena-fenomena nyata di lapangan sekaligus melatih keterampilan mereka sebagai seorang calon ilmuwan psikologi.

B. Pengembangan Keilmuan/Keahlian Pokok (produktivitas dan makna karya ilmiah)

Dalam perjalanan pengembangan keilmuan yang saya jalani sampai saat ini, saya telah menyelesaikan beberapa penelitian, baik yang dibiayai oleh Lemlit UMS sebagai penelitian reguler, ataupun yang dibiayai oleh lembaga di luar UMS, seperti penelitian Dosen Muda dan penelitian Hibah bersaing yang didanai oleh Dikti. Hasil penelitian telah saya publikasikan di jurnal Ilmiah terakreditasi nasional. Selain itu saya juga sering melibatkan diri sebagai pembicara di forum-forum ilmiah nasional untuk mempresentasikan hasil karya saya. Yang mungkin penting untuk saya ketengahkan di sini adalah bahwa ada topik minat khusus yang saya kaji secara konsisten baik untuk beberapa penelitian, publikasi ataupun presentasi di forum ilmiah, yaitu tentang pengembangan teori psikologi berdasarkan konsep-konsep Suryomentaram telah saya tekuni sejak saya menyelesaikan tesis S-2 sampai disertasi doktor dan diteruskan dalam kajian-kajian penelitian atau makalah-makalah presentasi. Satu buku tentang kepribadian sehat menurut konsep Suryomentaram telah saya terbitkan. Saya masih ingin menulis buku-buku berikutnya lagi, baik untuk keperluan mahasiswa maupun untuk masyarakat umum. Bagi saya karya ilmiah tidak akan menjadi bermakna kalau hanya menjadi hiasan rak buku perpustakaan, hanya untuk pemenuhan kepangkatan CCP saja, untuk mengejar pangkat profesor saja. Ada hal yang jauh lebih penting lagi. Bagi saya, sebuah karya akan menjadi bermakna kalau dapat dinikmati oleh masyarakat luas. Terlebih lagi bila buku-buku itu bukan hanya dibaca saja tetapi juga mampu menginsipari pembaca untuk bertumbuh dan berkembang secara utuh, mancapai perubahan positif dalam kehidupannya. Ini baru bermakna, ilmu bukan sekedar untuk ilmu, melainkan ilmu untuk kemaslahatan umat. Ini obsesi cita-cita saya dalam penghayatan saya sbagai seorang ilmuwan yang berprofesi dosen sekaligus psikologi. Harapan saya adalah melalui karya-karya saya, sebagai dosen saya ingin berbagai yang terbaik untuk mahasiswa, sebagai psikologi saya ingin mengamalkan ilmu untuk kesejahteraan masyarakat. Perjalanan masih panjang untuk menggapainya. Satu yang saya inginkan adalah : Eksistensi saya ada di karya-karya saya dan bukan pada kepangkatan saya.

C. Peningkatan Kualitas Manajemen/Pengelolaan Institusi (perubahan pengelolaan, implementasi kebijakan, dan dukungan institusi)

Dalam pengelolaan institusi di tingkat fakultas keterlibatan saya tertuang dalam pelaksanaan kegiatan sebagai koordinator bidang psikologi Klinis, baik yang terkait dengan akademis maupun sosialisasi ilmu. Dalam hal ini kegiatan tidak terbatas pada kebijakan penyusunan kurikulum semata tetapi juga monitoring dan evaluasi implementasi pembelajaran. Saya pernah menduduki posisis sebagai PD I sebelum saya studi S-3, saat itu untuk mendukung Kualitas Manajemen Institusi saya mengusulkanpada Dekan suatu kebijakan tentang pemberdayaan dosen tetap dari dalam bersamaan dengan pengurangan peran dosen tidak tetap yang saat ini banyak dari UGM semula usulan saya tidak langsung disetujui Dekan tetapi setelah pengurangan peran dosen tidak tetap setelah saya jelaskan dan saya bersedia melaksanakauntuk implementasinya pada akhirnya Dekan mendukung sepenuhnya.

D. Peningkatan Kualitas Kegiatan Mahasiswa (perubahan pengelolaan, implementasi kebijakan, dan dukungan institusi)

Dalam kegiatan mahasiswa, secara informal membimbing mahasiswa yang tengah mengikuti lomba karya ilmiah mahasiswa. Selain itu juga melibatkan beberapa mahaiswa dalam program-program atau penelitian yang sedang saya laukan. Memberikan supervisi bagi asisten mata kuliah. Memberikan konsultasi di luar jam kuliah atau diluar kelas, baik untuk keperluan konsultasi kuliah, skripsi, maupun konsultasi kegiatan mahasiswa. Seperti pelaksanaan kegiatan pelatihan metodologi penelitian yang diselenggarakan oleh mahasiswa, atau pertemuan-pertemuan lainnya yang diadakan atas inisiatif mahasiswa.

E. Peningkatan Pengabdian kepada Masyarakat (kegiatan dan implementasi perubahan, serta dukungan masyarakat)

Kegiatan peningkatan Pengabdian kepada Masyarakat saya lakukan melalui lembaga LSM yang bergerak di bidang perlindungan anak, seperti Yayasan KAKAK saya pernah terlibat sebagai psikologi dan konsultan penelitian. Selain itu, di Dinas Pariwisata Pemda Surakarta, bersama rekan – rekan dari institusi lain, pernah terlibat dalam satu tim sebagai evaluator peristiwa-peristiwa budaya di kota Solo sepanjang tahun. Melalui program yang diselenggarakan Pusat Studi budaya, kerjasama dengan ISI Surakarta saya terlibat dalam pelaksanaan Pendidikan Apresiasi Seni di sekolah-sekolah dasar di Surakarta, Karanganyar dan Sragen.

BAGIAN II

Sebagai anggota komunitas sosial, berikan deskripsi diri Anda sendiri pada aspek-aspek berikut.

F. Karakter pribadi dalam berbagai situasi dan kondisi (kendali diri, kesabaran, ekspresi perasaan, rasionalitas)

Kebetulan di suatu kesempatan beberapa tahun yang lalu di fakultas ada pelatihan Analisis Transaksional, dengan mengundang seorang pelatih pakar dari Universitas Indosesia. Di sanalah satu sesi, acaranya berbentuk memberikan penilaian tentang karakter seseorang. Saat itu saya manfaatkan kesempatan memberanikan diri untuk mengajukan diri saya sebagai orang yang dinilai oleh teman-teman sejawat. Berdasarkan hasil penilaian teman-teman, saya dinilai sebagai orang yang : disiplin, teguh pendirian, rasional,cerdas, tegas, gigih, pandai menjaga rahasia, tidak suka gosip, disamping juga ada hal yang dinilai sebagai kelemahan yaitu tetutup, kurang hangat dalam pergaulan dan masa bodoh. Berdasarkan pengakuan seorang mahasiswi yang menyampaikan apresiasinya melalui sebuah surat kepada saya saat setelah diwisuda saya juga lebih tau bagaimana saya di mata mahasiswa saya, pada surat ucapan terima kasih itu terselip di dalamnya ungkapan yang menyatakan penilaiannya terhadap saya. Mahasiswa tersebut menilai karakter keibuan, sikap empati plus ketegasan yang menurutnya seringkali dapat mempengaruhi orang lain, selain merupakan orang yang enak diajak sharing dan trasfer ilmu. Pada pertemuan terakhir perkuliahan saya kadang-kadang meninta mahasiswa untuk mengevaluasi saya baik dalam metode pembelajaran maupun penilaian secara umum, dan ungkapan-ungkapan seperti itu sering saya temui.

G. Etos kerja (semangat, target kerja, disiplin, ketangguhan)

Saya merasa saya memiliki ketangguhan yang tinggi selain juga kesabaran, dan ini telah saya buktikan ketika dalam proses pembimbingan penyelesaian disertasi saya yang lalu. Barangkali saya tidak akan mampu menyelesaikan disertasi saya kalau saya tidak tangguh, semangat dan disiplin, karena tidak mudah menghadapu tiga orang promotor yang satu sama lain memiliki perbedaan pandangan terhadap obyek kajian disertasi saya. Saya dituntut untuk pandai-pandai membawa diri, menghadapi berbagai kritikan para promotor, yang benar-benar bisa saya ibaratkan sebagai ‘uji nyali’. Saya harus berpikir keras bagaimana caranya agar ide-ide gagasan saya tetap bisa diterima mereka tanpa harus membuat beliau-beliau merasa tidak dihargai. Ini bukan hal yang mudah, awalnya beliau tidak berkenan walaupun pada akhirnya bisa menerima ide saya. Bahkan saat mengetahui hasilnya saat promosi beliau merasa salut. Dalam keseharian di kampus tidak jarang pula menghadapi mahasiswa yang komplain nilai yang tidak memuaskan bagi mereka, namun biasanya setelah saya jelaskan transpsran, mereka bisa menerima tanpa protes.

H. Integritas Diri (kejujuran, keteguhan pada prinsip, konsistensi, tanggung jawab dan keteladanan)

Saat itu saya mendapat kesempatan untuk ditugaskan studi lanjut S-2. Bagi saya tugas studi lanjut, merupakan tugas yang harus saya laksanakan, karena menurut saya studi lanjut adalah sebuah keniscayaan yang perlu dijalani sebagai konsistensi dan tanggungjawab saya atas pilihan keputusan saya untuk menjadi dosen. Saat itu saya telah berpikir bahwa untuk mengajar S-1 semestinya minimal harus berpendidikan S-2. Saya perlu belajar lebih banyak lagi agar lebih banyak pula yang akan saya bagikan kepada mahasiswa. Segala macam keragu-raguan dan kekhawatiran gagal sekolah (seperti yang dirasakan teman-teman yang lebih senior saat itu) tidak saya pedulikan, saya kuatkan diri untuk secara bulat menyatakan sanggup untuk mengemban tugas belajar studi lanjut. Menurut pimpinan fakultas saat itu, kebetulan saat itu memang tidak ada dari dosen yang lebih senior bersedia berangkat studi lanjut, padahal telah beberapa tahun fakultas tidak mengirimkan dosen untuk studi lanjut, oleh karena itu tahun itu harus ada yang bersedia berangkat. Dan akhirnya sayalah yang berangkat S-2. Setelah saya saat itu berangkat studi lanjut S-2, baru pada tahun-tahun berikutnya beruntun teman-teman dosen ingin melanjutkan studi lanjut. Begitu juga untuk studi lanjut S-3 saya menjadi orang pertama di fakultas yang melaksanakannya.


I. Keterbukaan terhadap kritik, saran, dan pendapat orang lain (penyikapan, penerimaan)

Kritik bukanlah sesuatu yang harus dihindari apalagi ditakuti, justru melalui kritik kita jadi lebih tau tentang diri kita. Saya biasanya akan dengarkan kritikan yang dilontarkan pada saya, saya akan melihatnya secara obyektif kebenaran kritikan ini. Bila saya tidak yakin akan kebenaran kritikan ini saya akan mencari pendapat orang ketiga agar saya lebih yakin tentang objektivitas isi kritikan. Karena menurut saya kritikan yang obyektif justru diperlukan untuk kemajuan dan perbaikan diri. Begitu juga dalam mensikapi saran atau pendapat orang lain, saya berusaha mengambil sikap bijak. Artinya tidak semata-mata percaya dan menggantungkan diri pada pendapat orang lain, tetapi juga bukan berarti sama sekali mengabaikan atau menutup mata atas pendapat orang lain.

J. Peran sosial (kemampuan kerja sama, kemampuan komunikasi)

Sejauh pengetahuan saya selama ini, saya bisa bekerja sama dan berkomunikasi denganorang lain dengan cukup baik dan lancar, baik dengan teman sejawat, staf administrasi, atasan, mahasiswa dan masyarakat. Dalam bekerja sama saya suka bila dalam kerjasama ini ada saling percaya pada sesama anggota dalam satu tim, saling besedia bahu membau satu sama lain bertanggung jawab atas peran dan tugas masing-masing.

K. Orisinalitas (kreativitas dan inovasi)

Orisinalitas dalam pekerjaan saya tunjukkan mlalui karya disertasi saya, yang mengkaji topik yang menurut para promotor termasuk topik yang orisinal sekaligus merupakan inovasi baru di tengah-tengah pengembangan ilmu psikologi di Indonesia yang selama ini lebih banyak berkiblat pada teori-teori Barat. Kreativitas dan inovasi senantiasa saya lakukan dalam tugas saya selaku pengajar. Pada tiap semester pasti saya selalu meninjau ulang metode pembelajaran yang saya terapkan. Bersama mahasiswa saya lakukan evaluasi kurang lebihnya metode dan materi kuliah. Seringkali terjadi pula metode yang telah saya siapkan suatu saat tidak sesuai dengan karakteristik mahasiswa peserta di satu kelas tertentu. Dalam kondisi ini saya biasanya langsung ganti metode yang saya pandang lebih cocok untuk kelas tersebut.

Deskripsi diri ini saya buat dengan sesungguhnya dan jika diperlukan saya bersedia untuk menyampaikan bukti-bukti terkait.

Wednesday 13 August 2008

MATERI KULIAH ISBD (13)

MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku dan perbuatannya yang sengaja ataupun tidak sengaja. Manusia pada hakekatnya merupakan mahluk yang bertanggung jawab, karena manusia memiliki tuntutan yang besar untuk hidup. Bertanggung jawab mengingat ia mementingkan sejumlah peranan dalam konteks social, individual ataupun teologis. Dalam konteks social, manusia merupakan mahluk social yang tidak dapat hidup sendirian. Nilai-nilai yang diperankan seseorang dalam jalinan social harus dapat dipertanggungjawabkan, sehingga tidak mengganggu consensus nilai yang telah disetujui bersama. Tanggung jawab dalam konteks individual berkaitan dengan konteks teologis.

Manusia sebagai mahluk individual artinya, manusia harus bertanggung jawab terhadap dirinya (keseimbangan jasmani dan rohani) dan harus bertanggung jawab terhadap Tuhannya. Tanggung jawab manusia terhadap Tuhannya timbul karena manusia sadar akan keyakinannya terhadap nilai-nilai yang dianutnya.

Tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung risiko atas segala yang menjadi tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain, tidak pengecut dan mandiri. Orang-orang yang bertanggung jawab adalah orang yang mau berkorban demi kepentingan orang lain.

Sumber bacaan :

ISBD, H. R. Burhan, STKIP Press, Garut, 2007

MATERI KULIAH ISBD (12)

MANUSIA DAN KEGELISAHAN

Kegelisahan asal kata gelisah artinya resah, rasa tak tentram, rasa selalu khawatir, tidak tenang, tidak sabar menunggu, cemas dsb. Menurut Sigmund Freud ada tiga macam kecemasan : (1) kecemasan kenyataan, yaitu kecemasan karena ada bahaya dari luar yang mengancam. (2) kecemasan Neurorik (syaraf), yaitu kecemasan karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah seperti ; phobia, gugup, kecemasan karena bayangan diri sendiri. (3) kecemasan moral, yaitu kecemasan yang disebabkan oleh sifat tamak, kikir, iri hati, dengki dan lain-lain yang tidak terpuji dihadapan manusia dan Alloh.

Orang selalu gelisah karena takut akan kehilangan hak, nama baik, ancaman dari luar dan dalam. Kecemasan disebabkan oleh sifat tamak, kikir, iri, dengki dan sifat-sifat lainnya yang tidak terpuji dihadapan manusia dan Alloh. Usaha-usaha mengatasi kecemasan/kegelisahan : (1) bersikap tenang, (2) pasrah percaya dan berlindung kepada Alloh.

Suber bacaan :

ISBD, R.H. Burhan, STKIP Press, Garut, 2006

Pengantar Ilmu Budaya, Sukidin, Insan cendekia, Surabaya, 2002

Modul Pelatihan Tenaga Dosen ISBD, Kopertis IV, Bandung, 2007

MATERI KULIAH ISBD (11)

MANUSIA DAN KEINDAHAN

Keindahan asal kata dari “benum”, yang berarti kebaikan, dalam bahasa Inggris menjadi “beautiful”. Keindahan asal kata dasar indah yang berarti bagus, cantik, elok, molek. Keindahan identik dengan kebenaran. Segala yang indah selalu mengandung kebenaran, namun meskipun kelihatannya indah tetapi tidak mempunyai unsur kebenaran, maka hal itu pada prinsipnya tidak indah. Keindahan di dapatkan dari melihat alam secara langsung, melalui radio, TV, film dan media lain. Untuk mendapatkan dan menikmati keindahan, orang sering membuang waktu, uang, tenaga yang tidak sedikit jumlahnya. Ada suatu kecenderungan, semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, semakin tinggi pula hasrat dan keinginan untuk menghargai keindahan. Keindahan dalam arti luas meliputi : seni, alam, moral, intelektual. Sedangkan dalam arti sempit, sering diartikan keindahan bentuk dan warna.

KEHALUSAN

Kehalusan dalam bertingkah laku sangat berhubungan dengan perbuatan lemah lembut, sopan santun, baik budi bahasa dan beradab. Kehalusan dalam bertingkah laku ditunjukkan dalam tingkah laku. Kehalusan dalam bersikap menunjukkan orang itu mempunyai sopan santun dan mempunyai budi bekerti.

Sikap halus atau lembut merupakan gambaran hati yang tulus serta cinta kasih terhadap sesame. Sikap ini juga merupakan perwujudan dari sifat ramah, sopan, sederhana dalam pergaulan. Sikap halus juga dimiliki orang yang rendah hati yaitu orang yang halus tutur katanya, sopan tingkah lakunanya, tidak sok, tidak membedakan pangkat dan derajat dalam pergaulan. Sikap halus dimulai dari keluarga. Dalam keluarga sudah terbiasa dengan suasana damai, bahagia dan dijumpai kelembutan. Hal ini niscaya akan mampu diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat. Pergaulan dalam keluarga dengan demikian akan mampu melahirkan kehalusan dalam pergaulan hingga mewujudkan ketentraman dan kesejahteraan masyarakat.

Moral public sebagai komponen yang sangat penting dalam pembangunan demokrasi. Ketika moral public tidak mendapat perhatian yang memadai maka akan timbul berbagai masalah serius seperti rendahnya kualitas pelayanan public, keadilan, kebebasan mengekspresikan diri, perdamaian dan persoalan-persoalan lainnya.

Penyakit manusia diantaranya munafik, pura-pura, tidak bertanggung jawab, tidak mau dikritik, feudal, berwatak plin-plan, kamuplase, boros, bermuka seribu, tukang tipu. Hal ini akan menghilangkan sifat kehalusan dalam diri manusia.

Sumber bacaan :

Pengantar Ilmu Budaya, Sukidin, Insan cendikia, Surabaya, 2002

ISBD, R.H. Burhan, STKIP Garut Press, Garut, 2006

Sunday 10 August 2008

MATERI KULIAH ISBD (8)

KONSEP KEADILAN

Dalam upaya memanusiakan manusia (homohumanus = manusia yang bersikap manusia, berbudaya dan halus). Manusia harus memahami dan menghayati konsep keadilan, penderitaan, cinta kasih, tanggung jawab, pengabdian, pandangan hidup, keindahan dan kegelisahan.

Keadilan adalah pengakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Pengakuan atas hak hidup individu harus diimbangi melalui kerja keras tanpa merugikan pihak lain, karena orang lain punya hak hidup seperti kita. Jadi kita harus member kesempatan pada orang lain untuk mempertahankan hidupnya. Prinsipnya keadilan terletak apada keseimbangan atau keharmonisan antara menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Tindakan-tindakan yang menuntut hak dan lupa pada kewajiban merupakan pemerasan. Sedangkan tindakan yang hanya menjalankan kewajiban tanpa menuntut hak berakibat pada mudah diperbudak atau dipengaruhi orang lain.

Jadi keadilan bila disimpulkan adalah :

1. Kesadaran adanya hak yang sama bagi setiap warga Negara

2. Kesadaran adanya kewajiban yang sama bagi setiap warga Negara

3. Hak dan kewajiban untuk menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran yang merata.

Cirri-ciri keadilan adalah :

1. Tidak memihak

2. Sama hak

3. Sah menurut hokum

4. Layak dan wajar

5. Benar secara moral

Sedangkan akibat dari ketidakadilan adalah “

1. Kehancuran : diri, keluarga, perusahaan, masyarakat, bangsa dan Negara

2. Kezaliman yaitu keadaan yang tidak lagi menghargai, menghormati hak-hak orang lain, sewenang-wenang merampas hak orang lain demi keserakahan dan kepuasan nafsu.

Bagaimana agar kita bias memiliki sifat adil ?

1. Tekad bahwa hanya dengan keadilan hidup akan berkah

2. Berlaku adil pada siapapun agar hidup sukses

3. Cari ilmu sebab dengan berilmu dapat mengetahui hak dan kewajiban dan aturan hidup yang benar

4. Menghasilkan masalah dengan data dan informasi yang BAL (benar, akurat, lengkap)

5. Menjadikan keadilan sebagai kunci kebahagiaan, keselamatan, kesuksesan dan kemuliaan dalam hidup.

Macam-macam Keadilan :

1. Keadilan Legal (keadilan moral

Dalam suatu komunitas yang adil, setiap orang menjalankan pekerjaan menurut sifat dasar yang paling cocok baginya (the man behind the gun). Rasa keadilan akan terwujud bila setiap individu melakukan fungsinya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, keadilan tidak akan terjadi bila ada intervensi pada pihak lain dalam melaksanakan tugas kemasyarakatan dan hal ini dapat memicu pertentangan, konflik dan ketidakserasian.

2. Keadilan Distributive

Keadilan akan terlaksana bila hal yang sama diperlukan secara sama dan hal yang tidak sama diperlakukan secara tidak sama diperlakukan secara tidak sama (justice is done when equals are treated equally). Contoh : gaji pegawai lulusan smu dan sarjana harus dibedakan.

Suber Bacaan :

ISBD, R.H. Burhan, STKIP Garut Press, 2007

Modul Pelatihan Dosen ISBD, Kopertis IV, 2007

Sponsor By : http://internet-dakwahku.blogspot.com

Mohon di klik ya iklan-iklan ku agar dapat pahala

Friday 8 August 2008

MATERI KULIAH ISBD 6

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK BUDAYA

Manusia adalah mahluk budaya artinya mahluk yang berkemampuan menciptakan kebaikan, kebenaran, keadilan dan bertanggung jawab. Sebagai mahluk berbudaya, manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya. Sebagai catatan bahwa dengan pikirannya manusia mendapatkan ilmu pengetahuan. Dengan kehendaknya manusia mengarahkan perilakunya dan dengan perasaannya manusia dapat mencapai kebahagiaan.

Adapun sarana untuk memelihara dan meningkatkan ilmu pengetahuan dinamakan LOGIKA. Sarana untuk meningkatkan dan memelihara pola perilaku dan mutu kesenian adalah ETIKA dan ESTETIKA.

Tujuan dari pemahaman bahwa manusia sebagai mahluk budaya, agar dapat dijadikan dasar pengetahuan dalam mempertimbangkan dan mensikapi berbagai problematic budaya yang berkembang di masyarakat sehingga manusia tidak semata-mata merupakan mahluk biologis saja namun juga sebagai mahluk social, ekonomi, politik dan mahluk budaya.

Pengertian kebudayaan ditinjau dari bahasa Sansakerta “budhayah” (jamak), budhi = budi/akal. Jadi kebudayaan adalah hasil akal manusia untuk mencapai kesempurnaan . EB. Taylor mengartikan kebudayaan sebagai : “keseluruhan kompleks yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan serta yang di dapat manusia sebagai anggota masyarakat. Atau diartikan pula segala sesuatu yang diciptakan manusia baik materi maupun non material melalui aka”l. Budaya itu tidak diwariskan secara generative (biologis) tapi melalui belajar.

Menurut Koentjaraningrat : “kebudayaan adalah keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar”. Kebudayaan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai sikap, makna, hirarkhi, agama, waktu, peranan hubungan ruang, konsep alam semesta, objek-objek materi dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui usaha individu dan kelompok.

Dengan hasil budaya manusia, maka terjadilah pula kehidupan. Pola kehidupan inilah yang menyebabkan hidup bersama dan dengan pola kehidupan ini dapat mempengaruhi cara berfikir dan gerak social. Dengan memfungsikan akal budinya dan pengetahuan kebudayaannya, manusia bias mempertimbangkan dan menyikapi problema budayanya.

Kebudayaan perlu dikaji agar kita bias mengembangkan kepribadian dan wawasan berfikir. Kebudayaan diciptakan manusia dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam rangka mempertahankan hidup serta meningkatkan kesejahteraannya. Dalam proses perkembangan kebudayaan terjadi pula penyimpangan dari tujuan penciptaan kebudayaan yang disebut MASALAH KEBUDAYAAN. Masalah kebudayaan adalah segala system/tata nilai, sikap mental, pola berfikir pola tingkah laku dalam berbagai aspek kehidupan yang tidak memuaskan bagi warga masyarakat secara keseluruhan. Masalah tata nilai dapat menimbulkan kasus-kasus kemasyarakatan antara lain : DEHUMANISASI, artinya pengurangan arti kemanusiaan seseorang. Jadi kita melihat Dehumanisasi terjadi akibat perubahan sikap manusia sebagai dampak dari penyimpangan tujuan pengembangan kebudayaan. Untuk mengantisipasi hal itu, manusia harus dikenalkan pada pengetahuan kebudayaan dan filsafat. Melalui filsafat bias memaknai tentang etika, estetika dan logika

Jadi melalui kajian pengetahuan budaya, kita ingin menciptakan atau penertiban dan pengolahan nilaii-nilai insane sebagai usaha memanusiakan diri dalam alam lingkungannya baik secara fisik maupun mental. Manusia memanusiakan dirinya dan lingkungannya, artinya manusia membudayakan alam, memanusiakan hidup dan menyempurnakan hubungan insane.

Adapun wujud dari kebudayaan adalah :

IDE (gagasan), adalah konsep pikiran manusia yang menjadi system budaya yang jadi adat istiadat
ACTIVITY, yaitu kompleks aktivitas yang saling berinteraksi yang kemudian menjadi system social atau pola aktivitas.
BENDA BUDAYA
, sebagai hasil aktivitas yang menjadi unsur kebudayaan adalah : bahasa, system teknologi, mata pencaharian, organisasi soail, system pengetahuan, religi dan kesenian..

Sumber bacaan : Panduan Mata Kuliah ISBD, H.R. Burhan, STKIP Garut, 2006

Sponsor by : http://internet-dakwahku.blogspot.com mohon di klik ya agar dapat pahala

MATERI KULIAH ISBD 5

PENGERTIAN ILMU SOSIAL, ILMU BUDAYA DAN ISBD

a. Pengertian Ilmu Sosial

Sumber dari semua ilmu pengetahuan adalah filsafat (philosophia), dari filsafat lahir tiga cabang ilmu pengetahuan :

1. Natural Science (ilmu-ilmu alam meliputi : fisika, kimia, biologi dll)

2. Social Sciences (ilmu-ilmu social meliputi : sejarah, politik, ekonomi dll)

3. Humanities (ilmu-ilmu budaya meliputi : bahasa, agama, kesenian dll)

Dalam dunia pengajaran, ilmu-ilmu social mengalami perkembangan sehingga timbul faham STUDI SOSIAL (social studies. Kalau di Indonesia (IPS). Paham studi social dipergunakan bagi keperluan pendidikan dan pengajaran bukan disiplin ilmu yang mandiri. Studi social/IPS adalah ilmu-ilmu social yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran di SD dan Menengah (elementary and secondary school). IPS adalah fusi dari sejumlah mata pelajaran social. Maka ilmu-ilmu social merupakan dasar dari IPS, tapi tidak berarti seluruh ilmu-ilmu social menjadi bahan IPS. Tingkat usia, jenjang pendidikan dan perkembangan pengetahuan anak didik menentukan materi-materi ilmu-ilmu social mana yang tepat menjadi pokok bahasan dalam IPS.

Ilmu social dinamakan demikian karena ilmu tersebut mengambil masyarakat atau kehidupan bersama sebagai objek yang dipelajarinya. Ilmu-ilmu social belum mempunyai kaidah-kaidah dan dalil-dalil tetap yang diterima oleh bagian terbesar masyarakat. Sedangkan yang menjadi objeknya adalah masyarakat manusia yang selalu berubah-ubah.

Ilmu-ilmu social baru pada tahapan analisis dinamika, artinya baru sampai pada analisis-analisis tentang masyarakat manusia dalam keadaan bergerak. Jadi untuk melihat perbedaan antara social science dengan natural science dilihat dari objek formanya, artinya objek social science adalah manusia sedangkan untuk membedakan antara ilmu-ilmu social adalah focus of interest (pusat perhatian), missal ilmu ekonomi yang menjadi pusat yang dipelajarinya adalah usaha-usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan materilnya dari bahan-bahan yang terbatas ketersediannya. Ilmu politik pusat perhatiannya mengenai kekuasaan manusia dst.

b. Ilmu Budaya

Ilmu budaya adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling mendasar dalam kehidupan manusia sebagai mahluk berbudaya (homohumanus) dan masalah-masalah yang menyertainya, sering disebut sebagai humanities yang merupakan pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang konsep-konsep yang dapat digunakan untuk masalah-masalah manusia dan kebudayaan.

Materi ilmu budaya dari bahan pengetahuan humanniora seperti filsafat, teleologia, ilmu hokum, sejarah, bahasa, kesusastraan dan seni. Humaniora mengajarkan bahan ajaran yang mencerminkan keutuhan manusia dan membantu agar manusia lebih manusiawi.

Humaniora adalah seperangkat sikap, perilaku, moral manusia terhadap sesamanya

Humanities adalah pengetahuan kebudayaan

c. ISBD

Untuk melihat apa itu ISBD bias dilihat dari materi kuliah I, ISBD sebagai General Education. Diawali dari historinya, bahwa program studi general education / pendidikan umum yang ada di Amerika telah dikolaborasi oleh para ahli pendidikan di Indonesia menjadi studi/mata kuliah yang dulu disebut MKDU. MKDU di bagi menjadi dua kelompok yaitu MPK (mata kuliah Pengembangan Kepribadian yang meliputi : Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama dan Pendidkan Kewiraaan Nasional) dan kelompok mata kuliah MBB (mata kuliah berkehidupan bermasyarakat yang meliputi mata kuliah ISD, IBD dan IAD) dan IBD dan ISD melebur menjadi mata kuliah ISBD.

Sumber bacaan :

ISD, Abu Ahmadi, Rineka Cipta, Jakarta, 1997
Sosiologi Suatu Pengantar, Soejono Soekanto, Rajawali, Jakarta, 2002
ISBD Sebagai General Education, Syahidin, Pelatihan Dosen ISBD, Kopertis Wilayah IV, 2007

Sponsornya di klik ya agar dapat pahala http://internet-dakwahku.blogspot.com

Wednesday 6 August 2008

MATERI KULIAH ISBD (4)

SUBTANSI DAN URAIAN SUB POKOK BAHASAN


Pendahuluan

Bagian pendahuluan ini merupakan kuliah pengantar yang dimaksudkan untuk memberikan penjelasan umum mengenai mata kuliah ISBD

Tujuan pembelajaran yang diharapkan dari topic ini adalah agar mahasiswa mampu memahami dan menyadari pentingnya mata kuliah ISBD sebagai bagian integral dari kurikulum pendidikan tinggi.

POKOK BAHASAN TOPIK INI :

1. Visi, misi dan tujuan kuliah ISBD

2. Pengertian ilmu social, ilmu budaya dan ISBD

3. Ruang lingkup ISBD :

a. Manusia sebagai mahluk budaya

b. Manusia dan peradaban

c. Manusia sebagai individu dan mahluk social

d. Manusia, keragaman dan kesederajatan

e. Manusia, moralitas dan hokum

f. Manusia, sain dan teknologi

g. Manusia dan lingkungan

4. Kedudukan ISBD dalam pendidikan umum (general education) di perguruan tinggi

5. Fungsi pendidikan umum dan MBB di perguruan tinggi

6. ISBD sebagai alternative pemecahan masalah social budaya

7. Metode pembelajaran ISBD

Sumber bacaan : modul acuan pembelajaran MBB, ditjen dikti depdiknas Jakarta

Klik sponsor kami ya : http://internet-dakwahku.blogspot.com

MATERI KULIAH ISBD (3)

HAKEKAT DAN RUANG LINGKUP MBB-ISBD

Program studi General Education di Amerika telah dikolaborasi para ahli pendidikan di Indonesia menjadi sebuah studi atau mata kuliah MKDU (istilah dulu). Kelompok mata kuliah pertama memaut mata kuliah pendidikan Pancasila, pendidikan agama dan pendidikan kewiraan nasional, kelompok kedua memuat mata kuliah ISBD, IBD dan IAD. Kedua kelompok tersebut kini menjadi MPK dan MBB.

Kelompok mata kuliah di atas berusaha membekali mahasiswa berupa kemampuan dasar tentang pemahaman, pemaknaan dan pengamalan nilai-nilai dasar kemanusiaan baik sebagai pribadi, sebagai warga Negara Indonesia, anggota keluarga, warga masyarakat dan sebagai bagian dari alam ciptaan Tuhan. Tujuannya memberikan landasan berfikir, bersikap dan bertindak agar lulusan perguruan tinggi menjadi manusia yang memiliki kepribadian yang utuh yaitu pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat rohani dan jasmani, cerdas, trampil, mandiri, memiliki jati diri, serta memiliki rasa tanggung jawab kemanusiaan dan kebangsaan.

Untuk mencapai tujuan tersebut disusunlah kurikulum inti yang memuat nilai-nilai dasar .

VISI, MISI DAN TUJUAN MBB-ISBD

VISI ISBD

Berkembangnya mahasiswa sebagai manusia terpelajar yang kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman dan kesederajatan manusia yang dilandasi nilai-nilai estetika, etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat

MISI ISBD

Memberikan landasan dan wawasan yang luas serta menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif pada mahasiswa untuk memahami keragaman dan kesederajatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat selaku individu dan mahluk social yang beradab serta bertanggung jawab terhadap sumber daya dan lingkungannya.

TUJUAN ISBD

1. Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan tentang keanekaragaman dan kesederajatan manusia sebagai individu dan mahluk social dalam kehidupan masyarakat

2. Menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman dan kesederajatan manusia dengan landasan nilai estetika, etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat

3. Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat, selaku individu dan mahluk social yang beradab dalam mempraktikan pengetahuan akademik dan keahliannya.

Sumber bacaan : Dr. Syahdin, dalam pelatihan dosen ISBD Kopertis Wilayah IV

Sponsor kami klik ya agar dapat pahala : www.internet-dakwahku.blogspot.com

Tuesday 5 August 2008

MATERI KULIAH ISBD (2)

KONSEP PENDIDIKAN UMUM DI INDONESIA

System pendidikan modern cenderung mengarah pada suatu proses dehumanisasi. Ditandai oleh penajaman kajian keilmuan atau spesialisasi berlebihan dalam bidang-bidang tertentu. Maka system pendidikannya cenderung hanya memahami manusia pada satu aspek tertentu saja, sedangkan aspek-aspek lainnya diabaikan.

Pendidikan seperti ini menghasilkan para lulusan yang pola piker, pola hidup bersifat materialistis dan perilaku mekanistik. Mereka menjadi suatu generasi yang miskin akan nilai-nilai kemanusiaan yang hakiki. Sangat menghawatirkan generasi depan. Mereka masuk ke dalam persaingan global dengan menghalalkan segala cara demi mencapai kesuksesan material semata.

Gambaran kecenderungan dunia pendidikan tinggi dewasa ini sangat mementingkan pengembangan spesialisasi, sementara pengembangan nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal nyaris terabaikan. Maka anak didik perlu dibekali suatu kemampuan untuk memahami, memaknai dan mengamalkan nilai-nilai universal.

Konsep pendidikan umum di Indonesia berangkat dari UU no 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional. Berdasarkan dari tujuan pendidikan nasional, kurikulum pendidikan nasional Indonesia selalu memuat nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan secara terintegrasi. Untuk ditingkat perguruan tinggi di sebut mata kuliah dasar umum (MKDU) yaitu sekelompok mata kuliah yang memberikan landasan dalam pengembangan dunia spesialisnya masing-masing.

MKDU dirubah menjadi MPK dan MBB. Kedua kelompok bidang studi ini merupakan salah satu bentuk pembelajaran mahasiswa perguruan tinggi Indonesia dalam pencapaian tujuan utama pendidikan nasional, yaitu membentuk kepribadian utuh melalui proses pembelajaran secara terintegrasi dengan menggunakan pendekatan multi atau interdisipliner. Dalam konsep di Amerika disebut General Education.

Sumber bacaan : Dr. Syahdin, dalam pelatihan dosen ISBD Kopertis Wilayah IV

Klik sponsor kami ya agar dapat pahala : http://internet-dakwahku.blogspot.com